Wednesday, December 31, 2008

NASIB GURU

Dua pekan silam saya bertemu dengan guru-guru, bahkan komandan para guru. Kami saling bercerita, berbagi dan berdiskusi tentang dunia pendidikan. Bukan di Jakarta, tetapi di Tulung Agung, Jawa Timur. Salah satu soal yang diperbincangkan tentu saja soal kesejahteraan guru, isu yang memang sentral dalam dunia pendidikan kita.

Meskipun jauh dari Jakarta, pandangan para guru amatlah tajam. Sebagai pelaku pendidikan, mereka mengerti dengan persis bagaimana sentralnya peran pendidikan bagi kemajuan bangsa. Bahwa bangsa-bangsa yang maju dan sejahtera, salah satu basis utamanya, adalah karena faktor pendidikan. Bangsa yang mengutamakan pendidikan bagi anak-anak bangsanya akan mempunyai turbin pemutar kemajuan. Mengapa? Karena pendidikan menghasilkan pengetahuan, kesadaran, pekerti dan daya hidup. Pendidikan menghasilkan mentalitas dan sikap budaya. Pendidikan menghasilkan semangat, komitmen dan optimism.

Sembari bersyukur, para guru tak lupa ngudarasa atau curhat tentang masa depan kesejahteraannya. Mereka bersyukur bahwa kebijakan Pemerintahan SBY makin peduli dengan bidang pendidikan, makin perhatian kepada nasib para guru. Gaji guru membaik, tunjangan profesi makin jelas, dan peningkatan anggaran pendidikan di APBN yang mencapai 20 persen adalah kemajuan yang nyata.

Curhat para guru adalah hal yang wajar. Misalnya, ada yang merasa tunjangan uang makan masih ada diskriminasi. Ada pula yang melihat bahwa syarat sertifikasi masih berat. Bahkan ada pula guru-guru swasta yang jam mengajarnya sukar untuk mengejar tunjangan profesi. Intinya, memang masih butuh perbaikan banyak hal ke depan.

Yang pokok adalah bagaimana komitmen Pemerintah terhadap dunia pendidikan, termasuk di dalamnya nasib dan kesejahteraan guru, makin baik dan nyata. Harus pula disadari bahwa perbaikan itu membutuhkan waktu dan proses. Jika komitmennya jelas, anggarannya meningkat, pengawasannya ketat, alokasinya tepat, fokusnya tajam, serta implementasinya didukung oleh jajaran Pemerintah Daerah, sangat terbuka peluang Indonesia untuk makin bergerak maju oleh (salah satunya) faktor pendidikan.

Guru yang setiap hari berpikir dan bekerja keras untuk mencerdaskan para muridnya, tidak seperti jaman dulu, hanya diberi kata-kata mutiara “pahlawan tanpa tanda jasa”, tetapi benar-benar makin diurus dan diperhatikan kesejahteraannya. Dengan demikian, para guru akan makin penuh konsentrasinya, makin keras dan serius mendidik, makin berkualitas kemampuannya, serta makin bertanggungjawab untuk melahirkan anak-anak bangsa yang cerdas dan berkomitmen.

Guru adalah pabrik kemajuan. Guru adalah industri masa depan. Guru adalah pemanggul tanggungjawab perputaran sejarah bangsa yang makin maju, berjaya dan bermartabat. Nasib dan kesejahteraan guru adalah salah satu kunci masa depan kita. Kebijakan dan komitmen Pemerintah yang sudah berjalan perlu diteruskan, dengan perbaikan dan penyempurnaan. Wallahu a`lam

No comments: