Thursday, January 8, 2009

Menuju Demokrasi Yang Sehat Dan Produktif

Anas Urbaningrum (Dikirim dari www.BungAnas.com)



Delapan tahun sudah reformasi berjalan. Reformasi jelas mempunyai tujuan yang mulia, yakni membangun Indonesia baru yang lebih bermartabat. Indonesia yang demokratis, dalam situasi yang tertib dan aman, berkeadilan dan meningkatnya kesejahteraan rakyat. Reformasi bertujuan untuk melakukan koreksi terhadap berbagai kekurangan yang terjadi pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Salah satu yang menjadi titik sentral adalah reformasi di bidang politik, yakni terbangunnya sistem politik nasional yang demokratis dan berporos pada kedaulatan rakyat. Sistem politik otoritarian dipandang tidak lagi relevan dengan Indonesia masa depan, dan oleh karena itu harus digantikan dengan system politik modern yang menempatkan rakyat sebagai pemilik kedaulatan.

Sepanjang delapan tahun reformasi, demokrasi di Indonesia sudah cukup mengalami kemajuan. Bahkan bisa dikatakan meninggalkan prestasi bidang-bidang yang lain. Adanya kebebasan politik rakyat, kebebasan berserikat, kebebasan pers, pemilu yang demokratis, termasuk Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden langsung serta Pilkada langsung adalah beberapa contoh yang bisa kita tunjuk.

Namun demikian, ada pertanyaan penting di seputar demokratisasi kita. Apakah bangunan demokrasi kita sudah cukup kokoh dan sehat ? Ataukah masih ringkih dan rentan ? Dan apakah lembaga-lembaga yang dihasilkan oleh pemilu yang demokratis sudah benar-benar bekerja secara produktif untuk kemakmuran rakyat ?

Itulah dua pertanyaan pokok yang harus kita jawab. Mengapa ? Karena kita ingin membangun demokrasi yang sebenar-benarnya, yakni demokrasi yang sehat, matang, dewasa, dan benar-benar produktif untuk kepentingan rakyat banyak. Demokrasi yang benar-benar menjadi sarana bagi kesejahteraan rakyat. Karena pada dasarnya demokrasi bukanlah tujuan, melainkan jalan politik yang dipilih untuk mencapai tujuan nasional bangsa kita.

Namun demikian, kita menyadari persis bahwa demokrasi bukanlah bentuk yang statis. Demokrasi selalu bergerak dinamis lewat sebuah proses demokratisasi. Bukan saja persoalan struktur politik, tetapi juga menyangkut budaya berdemokrasi. Bukan saja terkait dengan derajat partisipasi rakyat, tetapi juga tentang kedewasaan sikap para politisi. Bukan semata-mata bersifat prosedural, tetapi juga menyentuh pada inti substansi dasarnya.

Sebagai sarana perjuangan untuk mencapai tujuan nasional, terutama kesejahteraan rakyat, demokrasi kita masih membutuhkan penguatan-penguatan yang sungguh-sungguh.

No comments: