Sunday, May 9, 2010

Hatta Radjasa Tidak Tersingkir

INILAH.COM, Jakarta - Pembentukan Sekretariat Gabungan Partai Koalisi SBY-Boediono yang langsung dipimpin SBY serta Aburizal Bakrie sebagai Ketua Harian Setgab langsung menimbulkan spekulasi. Salah satunya, kondisi ini sama saja menyingkirkan posisi Hatta Radjasa yang selama ini menjadi koordinator koalisi.

Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum membantah spekulasi yang berkembang. Menurut dia, tidak ada penyingkiran terhadap posisi Hatta Radjasa. Menurut kandidat Ketua Umum Partai Demokrat ini, Hatta Radjasa tetap menjadi bagian dari koalisi.

“Tidak ada evaluasi terhadap posisi Pak Hatta Radjasa. Peran Pak Hatta tetap di tengah sebagai bagian dari peserta koalisi,” ujarnya kepada pers termasuk R Ferdian Andi R dari INILAH.COM ditemui seusai mengikuti sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (8/5).


Mengapa pula Aburizal Bakrie yang ditunjuk sebagai Ketua Harian Setgab Partai Koalisi SBY-Boeidono? Bagaimana implikasinya terhadap partai koalisi lain khususnya dari partai tengah seperti PKS, PKB, PAN, dan PPP? Berikut wawancara lengkapnya:

Apakah pembentukan Setgab untuk menghentikan proses politik terhadap Sri Mulyani termasuk Boediono?

Itu soal lain. Setgab Koalisi itu konstruksinya untuk semakin mengokohkan dan mengefektifkan koalisi. Ini ikhtiar politik yang dikembangkan. Idenya ketika lobi-lobi perintisan koalisi dulu menjelang pencalonan capres/cawapres dan baru didefenitifkan sekarang.

Jadi tidak terkait dengan kasus Sri Mulyani. Saya kira tidak ada kaitannya dengan rekomendasi Panitia Angket Century. Termasuk rekomendasi di bidang hukum, karena yang punya kewenangan KPK. KPK lembaga mandiri, saya kira kita hormati.

Apa pertimbangannya Aburizal Bakrie dijadikan sebagai Ketua Harian Setgab Koalisi?

Karena Ical adalah Ketua Umum partai terbesar kedua. Ketua Setgab adalah Pak SBY dari partai terbesar. Jadi itu saja pertimbangannya.

Bagaimana reaksi dari partai koalisi lainnya?

Setuju semua, karena itu kesepakatan bersama dari enam partai peserta koalisi.

Apa jangka pendek program dari Setgab Koalisi ini?

Segera mengoperasionalkan Setgab, sehingga isu penting segara dibahas bersama dan menjadi kesepakatan bersama.

Apakah dengan Setgab bukan justru melemahkan posisi Partai Demokrat?

Pasti tidak, karena identitas masing-masing partai dihargai, karakter masing-masing partai dihargai, keberagaman dihargai bukan untuk melebur dan menyeragamkan, tetapi untuk bekerja sungguh-sungguh.

Mengapa pembentukan Setgab berdekatan dengan mundurnya Sri Mulyani?

Kami tidak berpikir momentum, karena ini tidak terkait dengan momentum itu.

Apakah Setgab ini tidak menimbulkan komplikasi politik khususnya menimpa pada partai tengah seperti PKS, PPP, PKB, dan PAN?

Bukan, ini kesepakatan bersama yang diketok bersama. Bahkan ini keinginan bersama. Tidak ada evaluasi terhadap posisi Pak Hatta Radjasa. Peran Pak Hatta tetap di tengah sebagai bagian dari peserta koalisi. Sekali lagi Pak Ical dipilih sebagai Ketua Harian Setgab, karena memang beliau pimpinan partai pemenang kedua, ini sangat logis.

Bagaimana dengan isu pembentukan Setgab ini juga menjadi pintu reshuffle sejumlah pos menteri seperti dari PKS?

Ah, tidak ada. Jadi saya ulangi lagi, ini bukan perombakan koalisi, tapi pengokohan kerjasama politik dari enam partai peserta koalisi.

Dengan dipilihnya Ical sebagai Ketua Harian Setgab apakah tidak ada insensif yang diberikan oleh SBY terhadap Partai Golkar?

Kursi apa, ini tidak ada urusan kursi-kursian. Ini urusan komitmen bersama agar pemerintahan koalisi stabil, bisa bekerja dengan baik, bisa melakukan sesuatu yang lebih banyak untuk kepentingan rakyat. Itu sangat eksplisit disepakati bersama. Jadi tidak ada pembicaraan soal kursi dan insensif. Sama sekali tidak ada, ini koalisi putih untuk kepentingan rakyat. [mdr]

No comments: