Sunday, March 29, 2009

Demokrat Rangkul Golkar, Asal Capresnya Tetap SBY

(republika.co.id) JAKARTA -- Partai Demokrat masih membuka pintu untuk bergandengan tangan dengan Partai Golkar. Meski Partai Golkar sudah menggadang-gadan Jusuf Kalla sebagai capresnya usai Pemilu Legislatif 2009. Kemungkinan Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla bersanding kembali masih ada.

Ketua DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, Ahad (29/3) menjelaskan ada sejumlah alasan mengapa Demokrat masih ingin menggandeng Golkar. Ia menyebut Golkar sebagai parpol sahabat.

Pertama, Demokrat menjalankan politik pintu terbuka. ''Pintu kami masih terbuka termasuk dengan Golkar. Karena Golkar adalah salah satu parpol sahabat yang sekarang menjadi mitra koalisi,'' kata Anas pada Republika.

Alasan kedua, Demokrat menilai pencalonan Jusuf Kalla belum final. Ini mengacu pada hasil Rapimnas IV Golkar 2008 dan pernyataan sejumlah elit partai berlambang pohon beringin itu. Kalau penetapan capres Golkar harus melewati mekanisme Rapimsus yang digelar pertengahan April 2009.''Golkar belum resmi menetapkan pasangan capres/cawapresnya. Jadi kemungkinan untuk melanjutkan kemitraan politik masih terbuka,'' katanya.

Namun kembali lengketnya Demokrat - Golkar bukan tanpa syarat. Anas mengajukan syarat utama koalisi itu. Selain mencari parpol untuk sejalan haluan untuk membangun koalisi kuat, permanen, dan bervisi serta konsisten.''Demokrat ingin parpol yang berkoalisi setuju mencapreskan SBY,'' pungkasnya. evy/kpo

2 comments:

KEMBAR EMAS said...

Ass...untuk bung Anas dan para petinggi partai Demokrat, saya salah satu dari sebagaian warga ingin mengusulkan bahwa untuk cawapres pak SBY tidak lagi JK. kita mengamati bahwa JK tidak memahami posisi wapres sesuai UUD45 dalam ketatanegaraan presidentil..JK selalu merongrong kebijakan SBY dan cenderung untuk merusak citra presiden dan terlalu ingin memposisikan diri seakan-akan presiden itu sendiri dalam istilah yang banyak beredar seperti ada dua matahari kembar..dan ini mengganggu stabilitas pemerintahan, Demokrat masih bisa koalisi dengan golkar asal bukan dengan JK, dan kami sangat mengharap kalau pak SBY bisa diduetkan dengan pak Hidayat NW, beliau adalah politisi santun dan bangsawan yang besar seperti halnya SBY...trima kasih

KEMBAR EMAS said...

Ass...untuk bung Anas dan para petinggi partai Demokrat, saya salah satu dari sebagaian warga ingin mengusulkan bahwa untuk cawapres pak SBY tidak lagi JK. kita mengamati bahwa JK tidak memahami posisi wapres sesuai UUD45 dalam ketatanegaraan presidentil..JK selalu merongrong kebijakan SBY dan cenderung untuk merusak citra presiden dan terlalu ingin memposisikan diri seakan-akan presiden itu sendiri dalam istilah yang banyak beredar seperti ada dua matahari kembar..dan ini mengganggu stabilitas pemerintahan, Demokrat masih bisa koalisi dengan golkar asal bukan dengan JK, dan kami sangat mengharap kalau pak SBY bisa diduetkan dengan pak Hidayat NW, beliau adalah politisi santun dan bangsawan yang besar seperti halnya SBY...trima kasih