JAKARTA, KOMPAS.com — Pernyataan dari Partai Golkar melalui Ketua Pelaksana Harian Bappilu, Burhanuddin Napitupulu—biasa disapa Burnap—yang menyatakan partainya merasa direndahkan di pemerintahan, ditanggapi biasa bagi kubu Partai Demokrat. Melalui juru bicaranya yang tak lain Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Politik Anas Urbaningrum, apa yang dilakukan oleh Partai Golkar adalah urusan internal yang tak patut dicampuri. Partai Demokrat, kata Anas, tetap menganggap Partai Golkar sebagai sahabat dan tidak akan kesepian meski akhirnya nanti, benar-benar ditinggalkan oleh Partai Golkar.
"Dan tidak benar kalau dikatakan Partai Demokrat tidak mau melakukan komunikasi politik dengan yang lain. Faktanya, memang melakukan komunikasi dengan tokoh-tokoh partai politik lain, akan tetapi lebih banyak yang tidak dipublikasikan. Komunikasi politik belum konkret, ya memang. Konkretivisasi koalisi itu baru relevan setelah pemilu legislatif," kata Anas Urbaningrum saat melakukan jumpa pers di Bravo Media Center (BMC), Rabu (11/3).
Sebelumnya, saat menggelar jumpa pers bersama dengan PDI Perjuangan, Ketua Harian Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Golkar Burhanuddin Napitupulu kemudian mempersilakan kepada Partai Demokat untuk menjalin komunikasi dengan partai lain. Ia mengaku tidak tahu-menahu apakah Presiden SBY saat ini kecewa dengan sikap Partai Golkar sekarang ini.
"Saya enggak tahu apa SBY akan kecewa atau tidak. Tapi kan, Demokrat bisa saja membuka komunikasi dengan partai lain. Dalam penelitian internal yang kami lakukan,selama kurun waktu empat tahun hingga sekarang ini, kerja sama Golkar dan Demokrat selama ini baik-baik saja. Akan tetapi belum maksimal. Golkar merasa jarang dilibatkan untuk membicarakan arah kebijakan terlebih dahulu. Seakan-akan tidak ada peranan Golkar selama ini dan itulah yang kemudian ditangkap oleh DPD-DPD selama ini," tegas Burnap.
Anas kemudian menegaskan kembali, Partai Demokrat tidak mungkin akan berjalan sendirian tanpa berkoalisi dengan partai politik lain. "Kami yakin tidak akan jalan sendirian dan tidak akan sendirian. Kami yakin, akan banyak partai yang bisa diajak bicara, membangun koalisi politik yang lebih kuat dan efektif untuk Pilpres mendatang. Golkar partai besar, partai berpengalaman. Karena itu, kami hormati Partai Golkar pendiriannya akan seperti apa. Itu urusan dalam negeri Partai Golkar, kami tidak boleh masuk ke sana," ujar Anas.
"Kami tidak tahu kenapa Partai Golkar kecewa dengan Partai Demokrat. Bagi kami, tidak tersedia alasan yang kuat bagi Partai Golkar menyatakan kecewa kepada kami, Partai Demokrat. Sesama partai pemerintahan, semuanya berkontribusi dan semuanya mengambil manfaat politik. Lihat saja, kampanye Partai Golkar dan Partai Demokrat, sama saja isunya. Ini harus kita akui," tegas Anas Urbaningrum.
"Dan kami tidak merasa terganggu dengan cara kampanye yang dilakukannya (Golkar), sesuatu yang wajar. Bahkan, kami tidak pernah terganggu ketika Partai Golkar dan PDI Perjuangan mengadakan pertemuan di Medan, di Palembang sebelumnya. Golkar kan partai senior, jadi bidang pergaulannya luas. Bergaul dengan kalangan yang lebih luas, ya wajar. Termasuk bergaul dengan oposisi. Kalau Pak JK mau bertemu dengan Ibu Megawati, itu wajar saja. Hal yang biasa dan tidak ada hobi marah-marah di Partai Demokrat," lanjut Anas lagi.
Sumber : Persda Network
No comments:
Post a Comment