Saturday, April 10, 2010

Anas Urbaningrum SBY Guru Politik Saya

KANDIDAT ketua umum Demokrat, Anas Urbaningrum menjemput Presiden SBY di Bandara Halim Perda-nakusumah, kemarin. Presiden dan rombongan, baru pulang dari Hanoi Vietnam, untuk menghadiri KTT Asean
ke-16.

Selain Anas, sejumlah pejabat negara lainnya juga menjemput Presiden. Namun, kehadiran Anas tentu saja menjadi daya tarik tersendiri bagi wartawan. Soalnya, tak biasanya, Anas ada dalam rombongan yang menjemput kedatangan Presiden dari kunjungan luar negeri. Apakah ini ada kaitannya dengan permohonan restu untuk maju sebagai ketum demokrat? Ketua Fraksi Demokrat


di DPR itu cuma senyum. "Tidak (minta restu)," kata bekas ketua PU I IMI ini. Kepada pers. Anas mengatakan melaporkan beberapa masalah terkait fraksinya di DPR kepada SBY. "Sebagai ketua fraksi, ada hal penting yang
saya sampaikan kepada SBY selaku ketua dewan pembina, liu urusan agenda-agenda fraksi." katanya. Rombongan Presiden tiba pukul 14.00 WIB. Saat pintu pesawat Garuda Boeing 737-800 dibuka, tampaklah Presiden didampingi sejumlah pejabat, yaitu Menko Polhukkam Djoko Suyanto, Menlu Marty Natalegawa, Mensesneg Sudi Silalahi, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Mendag Marie Elka Pangestu dau Wantimpes Hasan Wirajuda. Hadir pula anggota DPR RI Max Sopacua, anggota Fraksi Demokrat Salim Mengga dan anggota DPD Muhammad Asri Anas.

Rakyat Merdeka yang juga ikut dalam rombongan Presiden melihat, para penjemput adalah Wapres Boediono dan istri, serta sejumlah menteri. Termasuk Anas yang datang berbaju batik coklat. Setelah mendarat, SBY langsung memasuki ruang VVIP bandara dan melakukan pertemuan sekitar 30 menit secara tertutup. Anas juga ikut masuk disitu.

Kepada pers, soal pencalonannya. Anas mengatakan terus melakukan konsolidasi dan silaturahmi dengan beberapa pengurus di daerah. "Banyak jalan menuju Roma, silaturahim dengan teman-teman wartawan," ujarnya sambil senyum.

Tentang survei, dia menanggapi dengan ringan. "Tidak ada pihak yang dikalahkan atau mengalahkan, tetapi berkompetisi secara sehat dan hangat. Kita serahkan pada forum kongres. Para peserta kongres memilih siapa yang paling cocok memimpin partai lima ;ahun ke depan," katanya.

Kepada Rakyat Merdeka, Anas mengatakan, SBY adalah guru besar politik baginya. "Bagi saya, SBY adalah tokoh yang layak diteladani. Mencontoh SBY adalah bagian dari kebanggan kader Demokrat. Boleh dibilang bahwa SBY adalah guru-besar politik saya," kataAnas.

Dia mengatakan, sosok SBY adalah inspirator baginya untuk bergabung

dengan Demokrat, selain manifesto politik yang dirasa cocok dengan Indonesia saat ini maupun masa-masa mendatang.

"Karakter politik bersih, cerdas dan santun jelas-jelas melekat dan menyatu di dalam sikap dan perilaku SBY. Itulah yang membuat SBY patut menjadi role model bagi generasi baru politisi di Indonesia," puji Anas lagi.

Kekaguman Anas terhadap SBY diamini oleh anggota timsesnya, Saan Mustopa. Kata Saan, dalam setiap kesempatan. Anas selalu menyampaikan kepada kader Demokrat yang lain, dia ingin melaksanakan, menterjemahkan, serta menjalankan pikiran-pikiran politik SBY.

"Dalam setiap kesempatan, Anas selalu mencoba melaksanakan, menerapkan, atau mengamalkan ajaran politik Pak SBY dalam membangun Demokrat maupun membangun demokrasi di Indonesia. Bisa dibilang, SBY merupakan guru besar politiknya dia," kata Saan.

Menurut Saan, Anas adalah SBY mu-
da. "Sama dulu ketika orang mengidentikkan Cak Nur sebagai Natsir muda. Pak Anas ingin sekali melaksanakan gagasan-gagasan Pak SBY," ujar dia. Tanggapan Pihak Andi

Secara terpisah, Wakil Timses Andi Mallarangeng, I Wayan Gunarsa menyatakan, kehadiran Anas menjemput SBY adalah hal yang wajar.

"Saya pikir itu hal biasa. Bisa saja sekarang Anas, besok Andi (yang menjemput). Keduanya punya kedekatan sama. Andi menteri sedangkan Anas ketua fraksi," katanya.

Dia mengingatkan bahwa kongres adalah wadah bagi kader untuk memimpin bukan untuk perang. "Kongres ini bukan perang kader, tetapi usaha kader untuk memimpin partai," katanya.

Soal kehadiran Anas di Halim, I Wayan mempersilakan orang menafsirkan. "Karena saat ini mendekati kongres, bisa saja orang menilai itu untuk lobi. Tapi silakan tafsirkan sendiri," katanya.

okt/dhn

No comments: