Thursday, March 5, 2009

Loyalis Dukung Deklarasi Akbar Tandjung

JAKARTA--MI: Keinginan mantan Ketua DPR Akbar Tandjung maju dalam Pemilu Presiden (Pilpres) disambut positif oleh para loyalisnya. Bahkan, mereka bertekad bulat mendukung Akbar pada Pilpres mendatang.

Politisi Partai Golkar Mahadi Sinambela memastikan para pendukung Akbar akan merapat jika, mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar itu mendapat tempat dalam Pilpres mendatang. Menurut dia, selama ini Akbar terus melakukan komunikasi dengan para pendukungnya di daerah.

"Kalau dengan saya, beliau selalu berkomunikasi meskipun hanya lewat telepon. Bang Akbar merupakan senior saya, jadi wajar kalau kami berdua dekat," kata Mahadi di Jakarta.

Ditanya peluang Akbar menjadi pendamping SBY, anggota Badan Kehormatan ini menyatakan masih terbuka. Hanya saja, kalau Akbar maju dengan SBY lewat Partai Demokrat masih agak berat.

Sebab, pihaknya meragukan Demokrat mampu menembus 20% kursi DPR, meskipun dari berbagai survei telah melampaui ambang batas pengajuan pasangan capres. Karena itu, Demokrat harus menggandeng parpol lain untuk koalisi agar mampu meloloskan pasangan capres.

Tetapi, masih ada kemungkinan ke sana. Tentu jika tidak lolos dari penjaringan Golkar, Mahadi memprediksi Akbar maju lewat parpol lain, termasuk kemungkinan menjadi pendamping SBY.

Hal senada disampikan mantan Ketua Panitia Pengarah Konvensi Capres Golkar Slamet Effendy Yusuf. Dia berpendapat, pasca keluarnya Kalla, SBY harus secepatnya mencari calon pengganti. Menurut dia, SBY harus mengandeng kader Golkar agar mendapat dukungan kuat di parlemen.

"Ada baiknya Pak SBY menggandeng kader Golkar, siapapun itu termasuk Bang Akbar. Bang Akbar punya rekam jejak yang baik dan punya pengaruh di Golkar," ujarnya.

Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Politik Anas Urbaningrum tak mau merespon jauh kesiapan Akbar Tandjung menjadi pendamping SBY. Menurut dia, Demokrat masik konsisten bahwa penentuan cawapres setelah pemilu legislatif. "Demokrat tidak akan memajukan pembahasan dan penetapan pasangan capres-cawapres sebelum pemilu legislatif," kata Anas.

Meski demikian, pihaknya menghargai kesiapan tokoh-tokoh bangsa, termasuk Akbar untuk mendampingi SBY. Pihaknya menganggap kesiapan para tokoh tersebut sebagai kepercayaan dan dukungan kepada SBY.

"Kami konsisten dengan keputusan Rapimnas Januari 2009. Bukan saja karena konsistensi

adalah hal yang penting, tetapi juga karena urusan pasangan capres-cawapres baru relevan setelah pemilu legislatif. Kami sekarang konsentrasi pemenangan pemilu legislatif," ujar mantan anggota Komisi Pemilihan Umum itu. (*/OL-03)

No comments: