Sunday, June 28, 2009

Demokrat Minta Evaluasi Spanduk Sosialisasi, PDIP Desak Bawaslu Usut

(jawapos.com) JAKARTA - Kubu SBY-Boediono tak mau blunder spanduk sosialisasi mencontreng yang diedarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terulang. Mereka me­minta agar KPU kembali menyisir berbagai alat sosialisasi pilpres yang lain.

Mereka khawatir masih terdapat alat sosialisasi yang terkesan menguntungkan pasangan calon tertentu. ''KPU semestinya bekerja mandiri. Tidak boleh partisan atau melakukan sesuatu yang bisa ditafsirkan memihak atau menguntungkan salah satu pihak,'' tegas Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum di Jakarta kemarin (27/6).

Terkait dengan spanduk mencontreng yang dianggap menguntungkan pasangan bernomor urut dua, yakni SBY-Boediono, Anas memastikan itu sama sekali tidak berkaitan dengan pihaknya. Bahkan, dia meminta agar KPU meneliti siapa yang bertanggung jawab di balik desain spanduk tersebut.

''Siapa tahu memang ada unsur selundupan untuk melakukan pembusukan pasangan SBY-Boediono atau mungkin untuk merusak nama KPU,'' tegasnya.

Menurut Anas yang juga mantan anggota KPU itu, kalau persoalannya hanya kekhilafan teknis, KPU perlu menjelaskan secara terbuka kepada wakil tim sukses setiap pasangan calon dan publik luas.

Spanduk sosialisasi contreng KPU memang menimbulkan kontroversi. Sebab, di antara tiga si­mulasi pasangan calon yang ada, contoh tanda contreng diberikan kepada pasangan calon yang be­rada di tengah. Hal itu dianggap tidak netral dan bertendensi mengarahkan pilihan rakyat.

Sementara itu, Tim kampanye nasional pasangan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto (Mega-Pro) geram terhadap munculnya spanduk sosialisasi pilpres yang tak netral. Timkamnas mendesak Bawaslu segera mengusut tuntas dugaan pelanggaran yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum itu.

"Harus dicari pelakunya. Jika terbukti, Bawaslu jangan ragu-ragu untuk melaporkan ke Polri," kata Arif Wibowo, anggota Timkamnas Mega-Pro, kepada wartawan kemarin (27/6).

Menurut Arif, Timkamnas Mega-Pro merasa prihatin atas adanya spanduk sosialisasi pilpres yang tak netral itu. Dalam spanduk tersebut, disosialisasikan cara mencontreng pada kolom pasangan nomor urut dua, yang saa­t ini notabene milik pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono. Timkamnas menilai, hal itu bisa diduga merupakan cara-cara kampanye negatif. (pri/bay/agm)

No comments: