Wednesday, June 17, 2009

Orang-Orang Muda Motor Tim Sukses Pasangan Capres-Cawapres (2)

(jawapos.co.id) ADA satu kebiasaan yang terlupakan oleh Anas Urbaningrum dalam tiga tahun terakhir. Kesibukannya sebagai ketua DPP Bidang Politik Partai Demokrat membuat alumnus Fisip Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu tak sempat lagi melakukan olahraga favoritnya, yakni badminton. ''Dulu saya bisa main dalam seminggu sampai dua kali. Biasanya di kawasan Kuningan dan Pondok Bambu,'' kata mantan Ketum PB HMI periode 1997 -1999 itu. Anas menceburkan diri ke dunia politik praktis dengan bergabung ke Partai Demokrat sejak 2005.

Awalnya, pria kelahiran Blitar, 15 Juli 1969 itu masih sempat sesekali bermain badminton. Tapi, setelah intensitas politik meningkat dalam rangkaian persiapan pemilu legislatif dan pilpres, dia tak sempat lagi memukul ''kumpulan bulu-bulu ringan'' shuttle cock di lapangan.

''Pola olahraga selama tiga tahun terakhir ini rusak total. Sekarang saya berdoa, mudah-mudahan pilpres bisa tuntas satu putaran sehingga bisa main badminton lagi Juli ini,'' ujar penggemar juara dunia bulu tangkis delapan kali, Rudy Hartono itu, lantas tersenyum lebar.

Anas adalah salah satu tokoh muda di balik tim sukses SBY-Boediono yang bintangnya tengah bersinar cerah. Sebelum bergabung dengan Demokrat, ayah dua anak itu duduk sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menyelenggarakan pemilu dan pilpres 2004.

Meski terbukti mendapat kepercayaan besar di Partai Demokrat dan kubu SBY-Boediono, Anas tak mau tinggi hati. Saat ditanya mengenai peluang karir politiknya ke depan, anggota DPR terpilih periode 2009-2014 itu juga hanya menjawab ringan. ''Saya kan baru belajar politik praktis tiga tahun terakhir. Ini kesempatan yang sangat berharga. Biarlah semua berjalan alamiah. Sebab, genderang politik itu tidak bisa dipaksakan. Biasanya yang alamiah akan lebih baik,'' ungkap suami Athiyyah Laila itu.

Tokoh muda lain di sekitar SBY adalah Andi Mallarangeng. Dia menjabat ketua Departemen SDM DPP Partai Demokrat. Tampilnya Andi kadang juga tak terlepas dari perannya sebagai juru bicara presiden.

Anas mengakui, pada tim sukses SBY-Boediono sebenarnya banyak anak muda. Salah satunya Angelina Sondakh. Sedangkan tokoh-tokoh muda dari partai mitra koalisi juga ada Lukman Hakim Syaifuddin (PPP), Mahfudz Siddiq (PKS), Muhaimin Iskandar (PKB), dan Zulkifli Hasan (PAN). ''Mungkin liputan media yang memberi kesan seakan-akan kami yang dominan. Padahal, semua bekerja pada porsi masing-masing,'' tuturnya.

Di musim kampanye pilpres sekarang, Anas mengaku mendapat tugas sebagai penjaga gawang di Jakarta. Dia yang harus memberi respons cepat terhadap isu-isu politik yang berseliweran, baik yang mengancam SBY-Boediono maupun yang menguntungkan. ''Kecuali untuk persoalan yang sangat sensitif dan strategis baru harus dikoordinasikan dan mendapatkan persetujuan khusus. Sisanya, saya bisa bergerak bebas,'' kata Anas. Untungnya, imbuh Anas, lingkungan di Partai Demokrat tidak mendikotomikan antara senior dan golongan yang masih muda, seperti dirinya.

Andi mengatakan, tim sukses SBY-Boediono yang terdiri atas anak-anak muda penuh inovasi mendesain model kampanye baru. Dia menyebutnya kampanye modern.

Kampanye SBY-Boediono tidak dilakukan di lapangan terbuka seperti kampanye pemilu legislatif. Mereka menggunakan konsep town hall meeting yang diadopsi dari kampanye capres di Amerika Serikat. Peserta kampanye hanya 500 hingga dua ribu orang. Namun, kampaye itu melibatkan seluruh media massa. ''Kampanye seperti ini lebih efektif karena capres bisa menyampaikan visi dan misi secara utuh dan mudah dipahami semua peserta kampanye,'' kata Andi. Selain itu, dari sisi finansial, model town hall meeting jauh lebih murah daripada kampanye terbuka. ''Pasangan SBY-Boediono hanya sekali menggelar kampanye terbuka, nanti terakhir di Gelora Bung Karno,'' kata Andi.

Juru bicara presiden ini yakin model kampanye modern itu akan berkembang di Indonesia. Dalam Pilpres 2014 nanti, Andi yakin, semua capres sudah menggunakan metode kampanye modern yang efektif dan praktis. Bahkan, mungkin dalam pilkada tahun depan model itu diadopsi oleh calon kepala daerah. Dia mengatakan, semua itu merupakan buah terobosan anak-anak muda. (agm)

No comments: