Sunday, June 14, 2009

Demokrat Siap Dengan Skenario Apapun

Jakarta (wartaone.com)- Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyatakan keinginan parpol pendukung pasangan SBY-Boediono agar pilpres dilaksanakan satu putaran bukan sebuah kesombongan atau tindakan provokatif kepada masyarakat.

Partai Demokrat sendiri telah menyiapkan berbagai skenario agar pilpres berjalan satu putaran.

"Kalau ada yang mengatakan jika pilpres 8 Juli 2009 mendatang sudah bisa menghasilkan presiden dan wapres untuk periode 2009-2014, itu bukanlah arogansi, kesombongan, kepongahan, dan juga bukan provokatif politik kepada rakyat," kata Anas usai pelepasan Tim Kampanye PKPI di Jakarta, Minggu (14/6).

Dia menambahkan, Demokrat tetap menjaga perolehan suara pemilu legislatif lalu sebagai modal awal untuk pilpres mendatang. Anas menegaskan, seandainya Partai Demokrat mempunyai modal awal sebesar 58% yang diperolehnya dari gabungan suara partai koalisi pendukung SBY, secara konstitusional bisa dijadikan dasar untuk memastikan adanya seorang presiden dan wakil presiden pada pilpres itu.

"Kita bukan mengada-ada dan saya ingin membantah adanya anggapan yang mengatakan itu arogansi, kesombongan atau provokasi. Sama sekali tidak karena itu merupakan ikhtiar dan cita-cita yang berangkat dari modal politik awal tadi," ujarnya.

Menurut Anas, Partai Demokrat tidak pernah secara spesifik membahas masalah pilpres satu putaran terutama dengan pihak Timkamnas. Namun hal itu dimungkinkan terjadi di partai pengusung ataupun para relawan serta komunitas simpatisan yang berharap pilpres bisa berjalan efisien.

"Mengenai harapan mereka untuk bisa menyelesaikan satu putaran itu bisa memicu peningkatan perjuangan dalam upaya pemenangan," tuturnya.

Namun pria berkacamata ini menegaskan, mengenai proses pilpres satu putaran atau dua putaran akan diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat. Karena hal yang paling utama bagi Demokrat yakni bagaimana agar semua pihak yang terlibat dalam pilpres ini bisa menjaga agar jalannya pesta demokrasi mendatang Jurdil dan bermartabat.

Oleh sebab itu dia menyarankan selayaknya semua pasangan baik pemenang atau bukan bisa melakukan pidato seusai pilres nanti. "Kita ingin setelah pilpres selesai ada pidato kemenangan yang betul-betul merangkul dan inspiratif. Itu juga diharapkan bisa bersamaan dengan pidato kekalahan yang elegean. Tetapi intinya kita sudah siap dengan skenario apapun," pungkasnya. (rif)

No comments: