Monday, June 22, 2009

Tim SBY Akan Lanjutkan "Kampanye Putih"

Jakarta (ANTARA News) - Pasangan capres-cawapres Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono tetap akan melanjutkan "kampanye putih", kampanye yang santun dan tertib dalam pilpres meski pasangan itu terus diserang oleh kampanye negatif dan kampanye hitam dari pasangan pesaingnya.

"Tim kampanye nasional (timkamnas) SBY-Boediono akan terus dan makin mengintensifkan kampanye putih dan sosialisasi capaian-capaian pemerintahan SBY, termasuk program-program aksi untuk lima tahun yang akan datang," kata anggota Timkamnas SBY-Boediono, Anas Urbaningrum di Jakarta, Senin.

Menurut Ketua DPP Partai Demokrat itu, pilihan untuk tidak menyerang balik dengan kampanye negatif dan kampanye hitam dipilih karena dalam pilpres ini tujuannya bukan hanya berjuang untuk menang.

"Tetapi kami juga peduli untuk menang dengan demokratis dan bermartabat. Menang dengan indah dan enak ditonton adalah jalan pilihan kami, sehingga pilpres memberikan makna pendidikan politik," kata Anas.

Ia mengakui, kampanye negatif dan kampanye hitam yang terus dilontarkan oleh pesaingnya dalam dua minggu kampanye pilpres ini telah membuat angka keterpilihan pasangan SBY-Boediono hasil survei sebuah lembaga mulai menurun.

"Kampanye negatif tidak mengkhawatirkan. Kampanye hitam dan fitnah yang boleh jadi ada pengaruhnya," kata Anas.

Dia menjelaskan, kampanye negatif adalah kampanye yang membicarakan kekurangan kompetitor, sementara kampanye hitam adalah menyebutkan sesuatu yang tidak ada faktanya atau fitnah, insinuasi dan sejenisnya.

"Misalnya fitnah istri Boediono beragama Katolik, kontrak khusus SBY dengan PKS untuk bikin hukum serba syariat, PKS dapat jatah Mendiknas dan Menag dan sebagainya," katanya.

Kampanye negatif yang dilontarkan kubu lawan SBY-Boediono, lanjut Anas antara lain mengenai kemiskinan, pengangguran, masalah pupuk, harga sembako, dan utang yang sering disebutkan kompetitor terus bertambah banyak meski faktanya terus menurun atau berkurang.

"Harga sembako memang naik, tetapi tidak dijelaskan faktor inflasi dan kenaikan pendapatan. Sementara hal yang positif diabaikan, seperti Utang luar negeri yang rasionya terus turun," katanya.

Mengenai langkah yang akan diambil untuk mengantisipasi kampanye negatif dan kampanye hitam dalam sisa masa kampanye dua minggu ke depan, Anas mengatakan akan secara selektif memberikan klarifikasi dan dijelaskan.

"Tidak semuanya perlu dijelaskan, karena rakyat, khususnya kalangan menengah, juga punya kemampuan untuk menyeleksi informasi," katanya.

Hasil survei Pusat Kajian dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) Minggu (21/6) kemarin menyebutkan pasangan SBY-Boediono mendapatkan angka 52,15 persen responden, Megawati-Prabowo 22,17 persen dan JK-Wiranto 17,20 persen.

Namun, angka yang didapat SBY-Boediono menurun dibanding survei sebelumnya pada 11 - 17 Mei, ketika itu SBY-Boediono mendapatkan dukungan 57,39 persen. Megawati-Prabowo juga turun sedikit karena survei sebelumnya meraih 24,26 persen. Sedangkan pasangan JK-Wiranto sebelumnya hanya mendapat angka 12,37 persen.

No comments: