Sunday, June 14, 2009

PPP tak Khawatirkan Penurunan Keterpilihan SBY-Boediono

(republika.co.id)JAKARTA--PPP, parpol mitra koalisi pendukung pasangan capres-cawapres SBY-Boediono menyatakan tak khawatir terhadap hasil jajak pendapat sejumlah lembaga survei yang menyebutkan turunnya tingkat keterpilihan SBY-Boediono di mata masyarakat.

"Sebagai partai pendukung, PPP tidak merasa khawatir tentang hasil survei itu," kata Sekjen PPP Irgan Chairul Mahfiz di Jakarta, Ahad.

Menurut Irgan, hasil survei masyarakat tidak bisa dijadikan patokan menggambarkan kondisi dukungan sesungguhnya, karena dari beragamnya hasil survei dari sejumlah lembaga menunjukkan tingkat keterpilihan tidak bisa secara merata dimonitor oleh lembaga survei.

Sementara sebagai bukti nyata dukungan terhadap pasangan SBY-Boediono, Irgan mengatakan pihaknya akan terus melakukan konsolidasi dan sosialisasi ke internal partai.

"Kita akan terus melakukan konsolildasi agar dukungan terhadap SBY-Boediono signifikan sesuai hasil pemilu legislatif," kata Irgan.

Sebelumnya, Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan tetap optimis pasangan SBY-Boediono akan menjadi pemenang dalam pilpres mendatang meski berbagai hasil survei menunjukkan angka keterpilihan pasangan itu menurun.

"Kan siapa pun yang survei, apa pun metodologinya, siapa pun yang membiayai (jajak pendapat itu) hasilnya SBY-Boediono tetap paling tinggi. Dengan hasil itu bukan saja membangun optimisme juga memotivasi tim untuk semakin bekerja keras," kata Anas.

Hasil survei Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) Sabtu (13/6) kemarin menempatkan pasangan SBY-Boediono di posisi pertama dengan 52,5 persen, kedua Mega-Prabowo 24,4 persen dan JK-Wiranto 20,2 persen.

Namun, menurut SSS survei ini juga membandingkan dengan survei lembaga lainnya yang mengindikasikan kecenderungan penurunan elektabilitas pasangan SBY-Boediono.

Misalnya, hasil survei LSI menyebutkan 71 persen, survei pertama LSN 67,1 persen, survei kedua LSN 62,5 persen, LP3ES 54,9 persen, Reform Institute 62,92 persen dan Lingkar Survei Indonesia (LSI) 63,1 persen.

Dijelaskan SSS, beberapa faktor penyebab menurunnya ektabilitas SBY-Boediono, di antaranya komentar berbau SARA yang dilontarkan oleh Ruhut Sitompul tentang tidak adanya peranan masyarakat etnis keturunan Arab, komentar SBY yang menyinggung pengusaha, serta isu neoliberalisme yang terus menerpa Boediono. ant/pur

No comments: