Sunday, June 14, 2009

Tim Sukses SBY-Boediono Tak Persoalkan Turunnya Angka Elektabilitas

TEMPO Interaktif, Jakarta: Tim sukses pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono tidak mempermasalahkan hasil suvey yang menyatakan keterpilihan pasangan ini menurun. Tim ini menyatakan siap jika pemilihan presiden berlangsung dua putaran. "Kami tidak pernah tertawa-tawa atau marah-marah menyikapi hasil survei," kata Ketua DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, saat dihubungi, Minggu (15/6).

Kemarin, hasil survei Soegeng Sarjadi Syndicate menunjukkan elektabilitas Megawati-Prabowo sebesar 24,4 persen, SBY-Boediono sebesar 52,5 persen, dan JK-Wiranto 20,2 persen. Hasil ini berbeda dari survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia yang menunjukkan elektabilitas SBY-Boediono sebesar 71 persen sementara Megawati-Prabowo dan Jusuf Kalla-Wiranto masing-masing sebesar 16,4 dan 6 persen suara.

Anas mengatakan hasil survei adalah bahan untuk evaluasi dan menentukan langkah-langkah politik dalam kampanye selanjutnya. "Apakah 70 persen, 63 persen, 62 persen, 52 persen, 33 persen, buat kami tidak menjadi soal," katanya.

Anas mengatakan kalau ada yang hasilnya naik, stabil, menurun, itu adalah hal yang biasa saja. Jika ada pihak yang memproyeksi 1 putaran atau 2 putaran, kata dia, tidak mengendorkan tim sukses pasangan ini untuk terus bekerja keras meyakinkan rakyat. "Yang justru aneh adalah ada pihak yang protes terhadap kampanye pilpres 1 putaran. Apa bedanya dengan kampanye 2 putaran?," katanya.

Anas mengatakan apakah pilpres berlangsung 1 atau 2 putaran, itu tergantung kepada pemilih. Perkara ada yang berjuang agar pilpres berlangsung 1 putaran atau ada yg ingin 2 putaran, semuanya sah, halal, dan wajar dalam kompetisi demokratis. "Kami tidak pernah protes kampanye pilpres 2 putaran yang didukung oleh lembaga survei juga," katanya.

Ia mengatakan mengusahakan satu putaran adalah untuk memperkukuh legitimasi politik pemerintah. "Tetapi kalau musti dua putaran, atas kemauan rakyat, kami pun siap," katanya. Yang penting, lanjut dia, jangan sampai ikhtiar yang demokratis untuk pilpres satu putaran dianggap aneh dan bentuk arogansi. "Satu atau dua putaran, kita musti terima sebagai realitas demokrasi."

NININ DAMAYANTI

No comments: