Friday, May 15, 2009

Anas: Kadang Harus Pilih Isteri Tak Cantik

Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP Partai Demokrat bidang Politik, Anas Urbaningrum, menyatakan, memang kadang-kadang harus memilih "calon isteri yang tak terlalu cantik" dan tidak amat populer.

Ia mengatakan itu kepada ANTARA melalui hubungan telepon seluluer, Jumat, menangapi kontroversi tetap teguhnya partainya mengusung Boediono sebagai calon wakil presiden (Cawapres), kendati beberapa partai pendukung koalisi mereka maupun sejumlah aksi massa terkesan menolak kandidat Cawapres yang dianggap berbau neo liberalisme tersebut.

"Iya dong, kadang-kadang kita harus memilih `calon isteri` yang tidak terlalu cantik dan tidak amat populer. Yang lebih penting adalah `tawaddlu` dan mampu mengurus rumah tangga dengan baik," katanya beberapa saat sebelum deklarasi calon presiden (Capres) - Cawapres yang diusung partainya, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) - Boediono (Boed), di Bandung, Jumat.

Sebagaimana diberitakan banyak media, dua partai pendukung koalisi yang dibangun Partai Demokrat, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan juga Partai Amanat Nasional (PAN), masih belum bisa diyakinkan oleh SBY sehubungan pilihannya menjadikan Boediono (kini masih menjabat Gubernur Bank Indonesia) sebagai Cawapres.

"Jadi, itu tadi. `Calon isteri` yang dipilih itu tak perlu terlalu cantik, tetapi mampu bersama mengurus rumah tangga dengan baik dengan penuh kasih sayang, ketulusan, kesetiaan serta kecintaan sejati. Dan itu seringkali muncul bersamaan dengan ke-`tawaddlu`-an," ujarnya.

Jika sudah begitu, menurutnya, akan menghasilkan sebuah rumah tangga yang `sakinah` dan berfaedah bagi keluarga besar dan masyarakat.

"Itulah `tamsil` yang bisa digunakan untuk memilih pasangan Capres-Cawapres," kata Anas Urbanikngrum lagi. (*)

No comments: