Sunday, May 17, 2009

Anas Sukses Lobi Soetrisno

JAKARTA, SRIPO — Kehadiran Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan di acara deklarasi pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dan pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU), tidak mencerminkan dukungan bulat partai tersebut.

Dari berkas pencalonan yang diajukan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono ke KPU, Sabtu (17/5), ternyata tidak ditandatangani oleh Ketua Umum DPP PAN Soetrisno Bachir. Berkas hanya ditandatangani Zulkifli Hasan yang dilakukan di kediaman pribadi SBY, Puri Cikeas Bogor, beberapa saat sebelum dibawa ke KPU.

Namun, Sabtu malam, Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengaku berhasil memperoleh tanda tangan Soetrisno di sebuah tempat di Kemang, Jakarta Selatan. Anas menjelaskan, proses tanda tangan tidak rumit.

Menurutnya, Soetrisno Bachir langsung membubuhkan tanda tangan di berkas yang disodorkan Anas. “Berkas saya bawa langsung dan dengan cepat diteken oleh SB (Soetrisno Bachir). Tuntas sudah dukungan PAN kepada SBY-Boediono,” katanya.

KPU mengungkapkan berkas pendaftaran para calon akan diverifikasi. “Kalau dari 32 berkas itu ada yang tidak lengkap, akan kami kembalikan untuk diperbaiki. Paling lambat 18 Mei 2009,” kata Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary. Selanjutnya pasangan calon dapat melaksanakan perbaikan dari tanggal 19-25 Mei 2009. KPU akan melaksanakan verifikasi ulang 26-27 Mei.

Anggota KPU I Gede Putu Arta menambahkan, berkas pencalonan harus ditandatangani ketua umum dan sekjen parpol. “Kalau ketua umum tidak tanda tangan ya tidak boleh,” kata Putu Arta.

Soetrisno Bachir tidak muncul di kediaman SBY hingga acara penandatanganan berkas setebal 10 halaman, terdiri dari sembilan untuk administrasi KPU dan satu lembar kertas untuk kontrak koalisi. Padahal, lembar kertas pertama harus ditandangani seluruh ketua umum.

“Dari PAN,” panggil Angelia Sondakh, mantan Putri Indonesia dan anggota Fraksi Partai Demokrat DPR, yang menjadi pemandu acara. Bukan Soetrisno yang maju melainkan Zulkifli yang menandatangani berkas. Ketika dimintai konfirmasi seputar ketidakhadiran Soetrisno Bachir, Zulkifli hanya menjawab singkat.

“Mungkin nanti di KPU,” ujar Zulkifli. Ternyata sampai acara pendaftaran calon di KPU selesai, Soetrisno juga tidak muncul, meski kader PAN Hatta Radjasa sempat memastikan partainya akan menandatangani kontrak koalisi.

SBY sendiri bahkan mengaku telah berkomunikasi dengan Soetrisno Bachir seputar koalisi. “Saya juga berkomunikasi dengan Soetrisno Bachir. Alhamdulillah dia akan menandatangani. Politik selalu ada jalan keluar, selalu ada statemen. Berita terakhir adalah berita yang menyejukkan,” kata SBY di akhir pidato di hadapan seluruh parpol koalisi.

Soroti DeklarasiSoetrisno Bachir sempat melakukan melakukan pertemuan tertutup dengan kader sejumlah DPW PAN se-Indonesia di Hotel Mega Pro, Jakarta, Jumat malam. Menurut seorang peserta rapat, agenda pertemuan tersebut membahas kehadiran kader PAN dalam acara deklarasi SBY-Boediono di Sabuga, Bandung.

Ia mengungkapkan, SB mempertanyakan kedatangan beberapa kader dalam deklarasi. “Tadi Pak Ketua mempertanyakan kehadiran mereka yang datang ke sana (Bandung). Mereka datang atas nama siapa?” ujar seorang DPW PAN.

Menurut sumber tersebut, saat ini PAN akan terus berkomunikasi untuk menentukan sikap ke depan. Namun keputusan itu akan ditetapkan sendiri oleh Ketua Umum. “Saat ini kita belum menentukan sikap, saat ini ketua umum akan melakukan komunikasi dengan partai lainnya. Nanti Mas Tris (Soetrisno Bachir) yang akan putuskan segera,” imbuhnya.

Loncat ke KallaMuncul fenomena menarik dari terpecahnya kader PAN. Anggota Fraksi PAN DPR, Drajad Wibowo dan Alvien Lie merapat ke kubu pasangan Jusuf Kalla-Wiranto. Anggota Dewan Penasihat Partai Golkar yang juga Ketua Tim Peme-nangan Kall-Wiranto, Fahmi Idris menegaskan dua kader PAN itu berposisi sebagai Juru Bicara Kubu Kalla-Wiranto.

Dradjad Wibowo ikut mendampingi pasangan Kalla-Wiranto ke KPU, hingga ke ruang pendaftaran. “Saya diundang untuk ikut hadir. Ikut mendampingi sampai ruang pendaftaran,” kata Dradjad. Apakah juga hadir ketika pasangan SBY-Boediono mendaftarkan diri ke KPU? “Wahhh, saya tidak diundang. Masak tidak diundang tiba-tiba hadir kan tidak elok,” katanya.

Ia juga tak menampik saat ditanya kedatangannya merupakan bagian dari kekecewaan atas sikap SBY yang tetap memilih Boediono sebagai cawapres. Amien Rais, kata Drajad, juga mengaku kecewa dan sepakat tak meneruskan koalisi dengan Partai Demokrat.

“Kami tetap menolak Pak Boediono. Visi serta misi dalam membangun ekonomi tak sesuai dengan apa yang menjadi rekomendasi PAN, yaitu sistem ekonomi kerakyatan. Saya juga tak jamin, apa yang dikatakan Pak Boediono saat acara deklarasi di Bandung itu benar,” katanya.

Ia mengakui, Jumat malam terjadi komunikasi politik antara Ketua Majelis Pertimbangan PAN Amien Rais dengan Jusuf Kalla di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta. “Beliau (Amien) sudah bertemu dengan Pak Jusuf Kalla di Muhammadiyah,” kata Drajad.

Kedatangan Drajad Wibowo bersama rombongan pasangan Kalla-Wiranto mendapat reaksi dari Zulkifli Hasan. Ia menyebut tindakan Drajad Wibowo mengantarkan Kalla-Wiranto mendaftar ke KPU sangat disesalkan.

“Sebetulnya, sikap PAN sudah jelas yaitu mendukung Pak SBY-Boediono. Jadi seharusnya, dia (Drajad Wibowo) tak mengantarkan yang lain apalagi mengantar mendaftar. Kalaupun datang, itu mungkin hanya bagian dari hak asasi saja,” ujar Zulkifli Hasan. (persda network/yat/ita/cr2)

No comments: