Sunday, May 31, 2009

Sehari Kampanye di 11 Provinsi

(fajar.co.id) JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara resmi menetapkan nomor urut pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Pilpres 2009. Pasangan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto mendapatkan nomor urut satu, sementara pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono mendapatkan nomor urut dua.

Pasangan Jusuf Kalla dan Wiranto mendapatkan nomor urut terakhir, atau nomor urut tiga.
Dengan penetapan itu, tahapan yang telah menunggu para pasangan calon adalah masa kampanye. Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary menyatakan, masa kampanye akan dibuka pada 2 Juni.

Kampanye pada 2 Juni tersebut adalah masa kampanye terbatas. "Dalam arti, belum diperbolehkan untuk kampanye terbuka atau dalam bentuk rapat umum," kata Hafiz di gedung KPU, Jakarta, Sabtu 30 Mei.

Kampanye yang dimaksud Hafiz tersebut meliputi pertemuan terbatas, tatap muka, dan dialog. Selain itu, pasangan calon juga sudah diperbolehkan untuk melakukan penyebaran tanda gambar pasangan calon di berbagai media dan kepada umum. Ketentuan itu sesuai dengan pasal 38 Undang Undang Pilpres nomor 42 tahun 2008.

Hafiz menyatakan, gong kampanye terbuka akan dimulai pada 11 Juni. Masing-masing pasangan calon dalam satu hari dijadwalkan akan berkampanye di sebelas provinsi. KPU sendiri sudah menetapkan jadwal kampanye yang juga telah ditandatangani perwakilan tim kampanye pasangan calon. "Kampanye terbuka itu sampai 4 Juli," terangnya.

Berdasarkan jadwal yang dirilis KPU, 33 provinsi di Indonesia dibagi rata untuk tiga pasangan calon. Masing-masing pasangan calon memiliki wilayah kampanye tersendiri setiap harinya. Jika berganti hari, setiap pasangan calon bertukar lokasi kampanye.

Sebagai contoh, jadwal kampanye di hari pertama atau 11 Juni. Di pulau Jawa, pasangan Mega-Prabowo akan berkampanye pertama kali di Jawa Barat dan Jawa Timur. Pasangan SBY-Boediono dijadwalkan berkampanye di Jawa Tengah dan Banten. Sementara, pasangan JK-Wiranto, untuk kampanye perdana di Jawa dijadwalkan di DKI Jakarta dan DI Yogyakarta.

Hafiz kembali mengingatkan, sebelum memasuki masa kampanye, setiap pasangan calon yang sudah ditetapkan dilarang untuk memasang atribut kampanye. Sebelumnya, saat masih berstatus bakal calon, KPU tidak bisa menjerat secara hukum aksi curi start kampanye.

Kini, karena statusnya sudah sebagai peserta Pilpres, dilarang untuk memasang alat peraga dalam bentuk apapun sebelum masuk masa kampanye.

Ketua DPP Bidang Politik Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyatakan, tim kampanye nasional SBY-Boediono sudah mendapatkan jadwal kampanye yang ditetapkan KPU. Sejumlah persiapan tengah dilakukan tim kampanye nasional, terkait provinsi mana yang bakal dikunjungi sesuai jadwal kampanye KPU.

Anas menyatakan, presiden SBY dipastikan akan mengambil satu hari cuti setiap pekannya untuk ikut berkampanye. Jadwal yang kemungkinan besar diambil adalah cuti setiap hari Jumat. Jadwal itu sama seperti hari cuti yang diambil SBY saat kampanye Pemilu Legislatif. "Kalau Pak Boed (Boediono, red) kan nggak perlu cuti. Tinggal jadwal (cuti) pak SBY yang disusun," kata Anas.

Pertemuan SBY-Mega

Pengundian dan penetapan nomor urut peserta Pilpres kemarin, berlangsung di ruang sidang gedung KPU, Jakarta. Di balik prosesi itu, ternyata momen yang ditunggu adalah pertemuan capres yang juga incumbent Presiden SBY dengan Megawati.

Sebagaimana diketahui, dua sosok itu selama ini kerap berseteru. Megawati suka melontarkan kritik kepada kinerja pemerintah. Tak tinggal diam, SBY juga dalam sejumlah kesempatan langsung menanggapi kritikan tersebut.

Pasangan SBY-Boediono sendiri adalah pasangan capres dan cawapres yang tiba paling awal di ruang sidang gedung KPU. SBY yang mengenakan batik warna cokelat tiba bersama Boediono pada pukul 08.48. SBY dan Boediono duduk di meja sebelah kanan menghadap meja para anggota KPU.

Kedatangan SBY-Boediono juga didampingi sejumlah petinggi parpol koalisi dan tim kampanye nasional mereka. Tampak, Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali, Ketua Dewan Tanfidz Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, dan Sekjen DPP Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan.

Dari Demokrat, tampak Ketua Umum Hadi Utomo, Ketua DPP Bidang Politik Anas Urbaningrum, serta putra SBY Edhie Baskoro Yudhoyono.

Dua menit kemudian, giliran pasangan Jusuf Kalla dan Wiranto tiba di gedung KPU. Pasangan itu datang lengkap dengan anggota tim kampanyenya. SBY yang melihat kedatangan JK-Wiranto, lantas beranjak dari tempat duduknya untuk menyalami pasangan tersebut, disusul Boediono. JK-Wiranto sendiri juga mengenakan busana serba batik. Mereka ditempatkan untuk duduk di sebelah kiri.

Tinggal pasangan Megawati dan Prabowo yang belum datang. Keduanya baru tampak di ruang sidang gedung KPU sekitar pukul 09.08, terlambat dari jadwal yang disampaikan KPU. Megawati tiba dengan mengenakan busana khasnya, baju warna merah. Demikian halnya dengan Prabowo dengan baju serba putihnya.

Mengetahui kedatangan Mega, SBY dan Boediono langsung beranjak menghampiri. Namun, Megawati terkesan pura-pura tidak tahu. Dia hanya melambai-lambaikan tangan ke arah para fotografer, dan memunggungi SBY.

Prabowo yang melihat SBY, langsung menghampiri. Keduanya langsung saling hormat terlebih dahulu dan kemudian berjabat tangan. Megawati sendiri, baru berjabat tangan dengan SBY setelah Prabowo. Itupun hanya sesaat, tanpa basa-basi apapun.

Prosesi pengambilan nomor urut kemarin berlangsung cepat. Terlebih dahulu, anggota KPU Samsulbahri dan Andi Nurpati menunjukkan kotak kaca yang sudah tertutup kain hitam. Kotak kaca itu berisi tiga gulungan surat berisi nomor urut. Setelah gulungan itu ditunjukkan, kotak kaca itu ditutup kembali dengan kain yang sama.

Barulah masing-masing pasangan calon dipersilakan untuk mengambil. Cara mengambil gulungan itu adalah dengan acak sambil ditutup kain tersebut. Sesuai nomor urut pendaftaran, pasangan JK Win adalah yang mengambil pertama kali, disusul dengan Mega Prabowo dan terakhir SBY Boediono.

Setelah masing-masing pasangan calon mendapatkan gulungan, barulah kotak itu dibuka. Ternyata, Mega Prabowo mendapat nomor urut satu, disusul SBY-Boediono dan JK-Wiranto. Uniknya, pasangan JK-Wiranto ternyata sudah menyiapkan poster yang bertuliskan tiga. Nomor tiga lengkap dengan logo gambar JK-Wiranto itu diacung-acungkan.

Lantas, apa komentar tim kampanye atas perolehan nomor urut calon itu? Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyatakan, nomor pasangan calon itu sejatinya hanyalah identitas peserta Pilpres. Yang menentukan nantinya adalah persepsi pemilih terhadap kualitas calon. "Yang dilihat nanti calonnya, bukan nomornya," ujarnya.

Namun, jika dikaitkan dengan calon, Anas menilai nomor dua adalah inspirasi numerik. Artinya, nomor itu cocok dengan slogan "lanjutkan" yang selama ini diusung pasangan SBY-Boediono. "Itu menandakan proses lanjutan pemerintahan dari periode pertama ke periode kedua," ujarnya berharap.

Sementara, tim kampanye Mega-Prabowo menilai angka satu memiliki arti kemenangan. Wakil Ketua Umum partai Gerakan Indonesia Raya Fadli Zon menyatakan, nomor satu adalah tanda bahwa Mega Prabowo akan muncul sebagai capres nomor satu. "Itu yang kami harapkan dan doakan selaku pendukung Mega Prabowo," kata Fadli.

Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso menyebut nomor tiga adalah sosok presiden yang bakal dipilih untuk Pilpres nanti. "Kita kan selama ini pernah punya presiden yang nomor satu (Megawati), nomor dua (SBY) yang sekarang. Nah nomor tiga (Jusuf Kalla) ini yang masa depan," kata Priyo. (bay/dra)

No comments: