Sunday, May 10, 2009

Partai Demokrat Serius Jajaki Koalisi dengan PDIP

(jawapos.com) JAKARTA - Partai Demokrat, tampaknya, serius menjajaki koalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum tidak menampik adanya upaya komunikasi antara elite partainya dengan petinggi PDIP.

Menurut Anas, penundaan pengumuman cawapres untuk Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang direncanakan hari ini (11/5) menjadi 15 Mei bisa saja dioptimalkan untuk komunikasi Demokrat-PDIP. ''Kalau ternyata ada faedahnya dalam menyediakan atmosfer yang tenang dan sejuk untuk komunikasi lanjutan Demokrat-PDIP, itu layak disyukuri,'' kata Anas di Jakarta kemarin.

Ketua DPP PDIP Tjahjo Kumolo menyatakan tidak tertutup peluang adanya komunikasi politik antara PDIP dan Demokrat. Tapi, konteksnya lebih kepada konsep-konsep ideologis menyangkut NKRI, UUD 1945, Pancasila, dan kemajemukan. ''Kalau komunikasi, sah-sah saja. Lha wong koalisi saja ditinggal kok,'' ujar Tjahjo di Jakarta kemarin.

Menurut dia, melalui komunikasi itu diharapkan tetap ada tanggung jawab bersama untuk menjaga komitmen berbangsa dan bernegara. ''Entah siapa yang menang, siapa yang kalah, setidaknya bangsa dan negara tetap dijaga,'' katanya. Dia menambahkan, apa pun model koalisi yang terbangun nanti, PDIP tidak akan menggadaikan kehormatan partai dan Megawati.

Menurut dia, PDIP awalnya optimistis bahwa koalisi besar yang melibatkan Golkar, PPP, Gerindra, dan Hanura. Koalisi itu diyakini dapat mengimbangi kubu incumbent yang dimotori Demokrat.

Tapi, realitas politik berbicara lain. Golkar dan Hanura justru mendeklarasikan duet Jusuf Kalla-Wiranto (JK-Win). PPP cenderung mendukung SBY. Sedangkan Gerindra ngotot menghendaki Prabowo sebagai capres. Padahal, PDIP mendapatkan 14,5 persen suara, sedangkan Gerindra hanya 4,5 persen. ''Apa ini namanya membangun koalisi, kebersamaan? Seharusnya kan fair. Makanya, realistis dan wajar kalau PDIP mencari teman lagi. Jadi, sama-sama punya teman kecil seperti lainnya,'' kata Tjahjo. Dia menjelaskan, yang dimaksud dengan teman kecil itu adalah komunikasi dengan satu partai saja.

Apakah itu Demokrat yang kabarnya menawari kompensasi sejumlah kursi kabinet kepada PDIP kalau mau bergabung? ''Yang jelas, Megawati belum pernah ketemu SBY. DPP PDIP dengan DPP Partai Demokrat juga belum pernah bertemu,'' jawabnya.

Isu PDIP mulai melirik Demokrat mencuat setelah Mensesneg Hatta Rajasa menemui Megawati di kediaman pribadinya, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, 6 Mei lalu. Melalui Hatta, ada spekulasi bahwa SBY mengajak PDIP bergabung dalam kabinet. (pri/agm)

No comments: