Wednesday, April 22, 2009

Demokrat Sesalkan Pernyataan Golkar

BOGOR, KOMPAS.com — Partai Demokrat menyayangkan sikap Partai Golkar yang menghentikan pembicaraan tentang koalisi secara sepihak dan menyiarkan berita tersebut ke media massa.

Berbicara mewakili DPP Partai Demokrat, Ketua Bidang Politik DPP Anas Urbaningrum di Puri Cikeas Indah, Bogor, Rabu (22/4) malam, mengatakan, Partai Demokrat tidak menduga Partai Golkar mengeluarkan pernyataan seperti itu kepada publik.

"Bagaimana pun terhadap pernyataan (yang) dikeluarkan Partai Golkar tersebut, Partai Demokrat menghormati sepenuhnya. Itu adalah hak politik Partai Golkar meskipun sekali lagi disayangkan karena itu secara pihak," tutur Anas.

Anas menuturkan kronologi komunikasi politik yang dilakukan oleh Partai Demokrat dan Partai Golkar secara intensif. Katanya, Partai Demokrat dan Partai Golkar memang memiliki kehendak untuk membangun koalisi terhadap pemerintahan lima tahun ke depan.

Niat itu kemudian dibicarakan secara substantif oleh tim Partai Golkar yang terdiri atas Andi Mattalatta, Muladi, dan Sumarsono, serta tim Partai Demokrat yang terdiri atas Hadi Utomo, Marzuki Alie, dan Anas Urbaningrum.

Pada pertemuan Selasa siang, 21 April 2009, Partai Golkar mengajukan draf kesepakatan koalisi. "Pada prinsipnya semua butir pada draf tersebut sudah dapat disepakati kecuali satu hal berkaitan dengan pasangan calon presiden dan cawapres yang belum disepakati," ujarnya.

Anas mengatakan, Partai Golkar ingin mengajukan satu nama untuk calon wakil presiden, sedangkan Partai Demokrat ingin lebih dari satu nama. "Karena belum tercapai kesepakatan dalam butir tersebut, maka masing-masing tim sepakat untuk menyampaikan laporan kepada pemberi mandat, dalam hal ini Ketua Dewan Pembina untuk Partai Demokrat dan Ketua Umum untuk Golkar," tutur Anas.

Pada Selasa malam, tim Demokrat kemudian melaporkan kebuntuan tersebut kepada Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, dan Yudhoyono memberi arahan agar masalah jumlah cawapres yang belum disepakati tersebut diendapkan guna dibahas pada pertemuan berikutnya.

Partai Demokrat, lanjut Anas, tidak menduga bahwa Partai Golkar kemudian menyatakan bahwa telah terjadi kebuntuan pembicaraan antara koalisi Partai Demokrat dan Partai Golkar. "Kami juga tidak menduga bahwa penghentian pembicaraan itu dilakukan secara sepihak. Dengan demikian, tidak benar bahwa seolah-olah Partai Demokrat bertindak semena-mena dalam proses pembicaraan koalisi ini," ujarnya.

Rapat Harian Pimpinan Golkar pada Rabu memutuskan untuk menghentikan pembicaraan koalisi dengan Partai Demokrat yang telah dilakukan oleh tim kedua partai selama satu pekan terakhir.

Menurut Sekretaris Jenderal Partai Golkar Sumarsono, tidak didapatkan titik temu koalisi dari kedua pihak setelah dilakukan komunikasi politik yang intensif.

Tak perlu SBY

Keterangan pers di Puri Cikeas itu awalnya akan disampaikan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pada Rabu malam. Melalui rapat yang dipimpin SBY selama hampir dua jam, akhirnya diputuskan keterangan pers cukup disampaikan Anas Urbaningrum. Alasannya, pernyataan Partai Golkar dikeluarkan oleh level Sekjen.

Menurut Anas, secara politik isu yang diangkat oleh Partai Golkar sangat sensitif sehingga Partai Demokrat merasa perlu harus memberi penjelasan kepada publik, seluruh kader Partai Demokrat, dan juga Partai Golkar.

Meski telah terjadi insiden politik yang menimbulkan kesalahpahaman dua pihak, Anas mengatakan, Partai Demokrat tetap memandang Partai Golkar sebagai mitra penting dalam pemerintahan maupun parlemen.

"Dan ke depan, Partai Demokrat tetap menganggap kerja sama dalam bentuk apa pun sangat dimungkinkan. Partai Demokrat ke depan tetap terbuka untuk kerja sama dengan Partai Golkar dan partai-partai lain," katanya.

Partai Demokrat, lanjut dia, tetap berharap kerja sama dengan Partai Golkar yang selama ini sudah terjalin dapat terpelihara secara baik.

No comments: