Tuesday, April 28, 2009

Partai Demokrat Berkoalisi dengan Partai Pemenang Pemilu

KabarIndonesia - Untuk menentukan siapa bakal menjadi calon Wakil Presiden dalam mendampingi Presiden terbarunya Partai Demokrat berkoalasi dengan partai yang menangkan pemilu. Misalnya saja Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golkar serta partai lainnya. Hal ini diutarakan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Anas Urbaningrum kepada HOKI di Jakarta, Senin (27/4)

Menurut Anas Urbaningrum, Partai Demokrat membuka pintu untuk berkoalisi dengan Partai Golkar hingga sampai 8 Juli mendatang. Oleh karena itu hal ini sangat penting bagi Partai Demokrat untuk menentukan siapa Calon Wakil Presidennya (cawapres).

Untuk itulah Partai Demokrat tidak menutup pintu terhadap Partai Golkar untuk berkoalisi. Kendati walaupun Partai beringin ini telah memutuskan keluar dari rencana koalisi pimpinan demokrat, tuturnya.

"Soal koalisi tidak harus sekali jadi saja. Berkoalisi bisa bertahap, sehari, sepekan atau sebulan. Sebelum itu dan sesudah pemilihan presiden (Pilpres) pintu berkoalisi tetap terbuka untuk Partai Beringin ini," ucap Anas.

Ditegaskan Anas, pada pembicaraan awal berkoalisi, Golkar dianggap mitra utama dengan pertimbangan proporsionalitas perolehan suara terbanyak yang berada diurutan kedua setelah Partai Demokrat.

Rencananya Partai Demokrat berkeinginan mencari cawapres untuk pendapamping Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari Golkar. "Tapi ternyata untuk satu hal ini, khususnya cawapres tidak ada titik temu. Kemudian Golkar mengajukan sendiri capresnya. Namun, kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat ini, untuk memutuskan penentuan cawapres pendamping Yudhoyono ini diserahkan kepada tim 9. Adapun partai anggota koalisi bisa mengajukan usulan kandidatnya kepada pendamping Yudhoyono. Akan tetapi siapa yang dipilih ditentukan sepenuhnya oleh Yudhoyono untuk wapresnya," cetusnya.

Sementara itu Ketua DPP Partai Demokrat, Andi Mallarangeng menambahkan, untuk calon pendamping Yudhoyono yang akan datang, selain itu harus mempunyai persyaratan yang menentukan untuk jadi cawapres, yaitu chemistry atau kecocokan dengan Yudhoyono, kemudian diperhitungkan kapabilitas, elektabilitas serta akseptabilitasnya. (*)

No comments: