Saturday, April 18, 2009

Demokrat Tak Pilih Calon Wapres Teknokrat

Jakarta, Kompas - Menteri Keuangan sekaligus Pelaksana Jabatan Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati banyak disebut sebagai salah satu tokoh yang layak dipasangkan dengan Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemilu presiden mendatang.

Namun, Partai Demokrat tampaknya lebih memilih calon wapres dari kalangan partai politik, bukan teknokrat atau nonpartai.

Sinyalemen itu ditunjukkan Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum saat berbicara dalam diskusi Dialektika Demokrasi di Ruang Wartawan DPR, Jumat (17/4).

Menurut Anas, sempat ada pemikiran Partai Demokrat mencalonkan wapres dari kalangan teknokrat. Namun, dalam konteks realitas politik seperti sekarang ini, yaitu multipartai dan tidak ada partai yang menang secara meyakinkan, pemikiran itu tidak realistis. ”Kalau Partai Demokrat menang 35 persen, itu realistis,” ujarnya.

Partai mana yang akan digandeng Partai Demokrat, Anas belum memastikannya. Anas hanya memberi isyarat, apabila di Pilpres 2004 kekuatan koalisi pada putaran pertama hanya 11 persen dan putaran kedua hanya 18 persen, pada Pemilu Presiden 2009 putaran pertama minimal sudah mendapatkan simple majority, lebih dari 50 persen.

Ketua Fraksi Partai Demokrat Syarif Hasan dalam kesempatan terpisah menegaskan, partai yang kemungkinan lolos parliamentary threshold (PT) dan sudah memastikan akan berkoalisi dengan Partai Demokrat adalah Partai Kebangkitan Bangsa.

SBY-JK gagal

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah menilai koalisi SBY-JK gagal dalam empat hal. Pertama, gagal mengelola parlemen secara baik. Kedua, gagal dalam membangun hubungan yang harmonis antara presiden dan wakil presiden. Ketiga, gagal dalam membangun kekompakan kabinet. Keempat, gagal dalam membangun komunikasi dengan pemerintah daerah.

Menurut Fahri, pernyataan Kalla dalam kampanye-kampanye yang mengatakan, dirinya bisa menjadi pemimpin yang lebih cepat dan baik, secara tak langsung mengatakan Yudhoyono lambat. ”Kalau ini diteruskan, kami tidak bisa ikut,” kata Fahri. (SUT)

No comments: