Sunday, May 3, 2009

PAN 'Dorong' Blok Cikeas Tancap Gas

INILAH.COM, Jakarta - Selama dua pekan terakhir ini, Blok Teuku Umar cukup atraktif melakukan manuver. Hasilnya pun jelas, delapan partai politik menyepakati koalisi parlemen. Kini, Blok Cikeas siap melakukan gebrakan, ada kejutan?

Blok Cikeas yang dimotori Partai Demokrat memang terkesan adem ayem. Kondisi ini kontras dengan Blok Teuku Umar yang dimotori PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Gerindra dan Partai Hanura yang cenderung atraktif.

Posisi diam Blok Cikeas tampaknya selain mengamati perkembangan politik nasional, juga tidak lepas dari sikap politik beberapa partai yang masih mengambang. Ini ditandai dengan keputusan Rapimnas Partai Demokrat akhir April lalu yang hanya memutuskan dan mengukuhkan SBY sebagai capres dari Partai Demokrat.

Keputusan itu dapat dipahami, karena beberapa partai politik masih belum positif menentukan arah koalisinya, seperti PAN dan PPP. Namun, pasca Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN Sabtu (2/4) di Yogyakarta, konstelasi semakin berubah.

Rakernas PAN memutuskan untuk bergabung dengan Partai Demokrat serta mengusung Hatta Rajasa sebagai cawapres SBY. Keputusan ini semakin menambah amunisi bagi kongsi Cikeas untuk memantapkan diri dalam pemilu presiden Juli mendatang. Bergabungnya PAN jelas menambah energi baru bagi Cikeas untuk tancap gas.

Setelah PAN, tampaknya sinyal PPP merapat ke kubu Cikeas juga semakin menguat. Indikasi itu cukup jelas saat penandatanganan koalisi parlemen di DPP Hanura Jumat (1/5) lalu, meski hadir, namun perwakilan PPP enggan turut serta dalam penandantanganan.

“Ketua Umum DPP PPP mendapat mandat untuk menggalang koalisi pilpres, bukan koalisi parlemen,” ujar Wakil Ketua Umum DPP PPP Chozin Chumaedy sesaat setelah penandatanganan koalisi besar Blok Teuku Umar.

Situasi ini juga sudah terbaca oleh Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia (CPI) Bima Arya Sugiarto yang menyangsikan jika PAN dan PPP bergabung dalam koalisi Blok Teuku Umar. “Terbuka PAN dan PPP akan kembali ke Partai Demokrat dan SBY,” katanya.

Entah disengaja atau tidak, sesaat setelah keputusan PAN bergabung dengan Partai Demokrat, tim sembilan Partai Demokrat rapat di Cikeas, Sabtu (2/5) malam menggodok cawapres yang akan dipasangkan dengan SBY.

Namun, Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyangkal rapat tim sembilan terkait keputusan PAN bergabung dengan Partai Demokrat dan menyorongkan figur Hatta Rajasa sebagai cawapres SBY. Menurut Anas, cawapres berpulang pada pilihan SBY. “Kami menghargai setiap usulan dari partai sahabat. Kami juga menghargai usulan masyarakat,” ujarnya.

Anas juga memastikan, Partai Demokrat akan menetapkan pasangan SBY setelah pengumuman dan penetapan hasil pemilu legislatif oleh KPU, 9 Mei mendatang. Pilihan ini terkait dengan persentase suara atau kursi DPR.

Lebih lanjut Anas menegaskan, ketepatan pilihan cawapres SBY juga tidak terlepas dari waktu (timely). “Kecepatan musti dikawinkan dengan kecermatan dan ketepatan,” katanya seperti menyindir slogan ‘Lebih Cepat Lebih Baik’ yang berujud deklrasi JK-Wiranto pada Jumat (1/5) lalu.

Bergabungnya PAN dan kemungkinan dalam waktu dekat PPP ke blok Cikeas jelas semakin memantapkan SBY untuk maju dalam Pemilu Presiden 8 Juli mendatang. Ini juga menegaskan, Blok Cikeas merepresentasikan sebagai kekuatan partai politik yang lahir di era reformasi: kelompok Nasionalis Relijius? Kita tunggu saja gebrakan dari Cikeas. [E1]

No comments: