Friday, July 17, 2009

Anas: SBY Tidak Politisasi Bom

(matanews.com) Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum membantah tudingan yang dialamatkan kepada Presiden SBY telah mempolitisasi ledakan bom di kawasan Kuningan, Jakarta, terkait keterangan SBY soal bom itu kemarin.

Menurut Anas, pernyataan SBY hanya merefleksikan kemarahan kepada terorisme yang jelas-jelas amat merusak kerja keras yang dibangun bersama selama bertahun-tahun. “Dengan dampak yang sangat luas dari pemboman ini, wajar jika Presiden mengungkapkan kemarahannya dan meminta agar pelaku teror bom itu diusut setuntas-tuntasnya,” ujar Anas di Jakarta, Sabtu (18/7).

Presiden Yudhoyono dalam pernyataan mengenai pemboman itu Jumat (17/7) juga memaparkan adanya laporan intelijen mengenai rencana sekelompok teroris yang akan melakukan tindakan kekerasaan dan melawan hukum untuk menolak hasil Pemilu 2009.

“Akan ada rencana pendudukan KPU pada saat hasil pemungutan suara, ada pernyataan akan ada revolusi kalau SBY menang, kita bikin Indonesia seperti Iran, dan terakhir ada pernyataan bagaimanapun SBY tidak boleh dan tidak bisa dilantik,” kata SBY.

Pernyataan yang seakan-akan menghubung-hubungkan peristiwa pemboman dengan hasil pilpres disesalkan berbagai pihak terutama pesaing SBY dalam pilpres yaitu Jusuf Kalla dan Megawati Soekarnoputri.

Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati dalam jumpa pers di kediamannya meminta agar ledakan bom di kawasan Mega Kuningan, jangan dipolitisasi dengan mengaitkannya dengan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2009.

“Saya meminta semua pihak termasuk pemerintah untuk tidak mempolitisasi dan memperkeruh suasana dengan mengkaitkan aksi itu dengan pelaksanaan Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden,” katanya.

Sedangkan JK juga menepis anggapan kalau pemboman itu terkait dengan hasil pilpres 8 Juli lalu. “Ini tak ada hubungan sama sekali (dengan pilpres), yang ngebom pasti direncanakan jauh sebelumnya berbulan-bulan. Kalau pilpres kan baru dua minggu lalu,” kata Wapres.

Anas menambahkan bahwa perkataan Presiden yang menyinggung hasil pilpres itu justru sebagai upaya untuk memacu pihak Kepolisian untuk bekerja lebih cepat dan trengginas. (*Bo/an)

No comments: