Friday, July 17, 2009

Kabinet 2009-2014 SBY prioritaskan profesional

Jakarta (Espos) Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menegaskan, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan lebih menggunakan pertimbangan profesionalitas dan bukan latar belakang partai.

”Kami yakin cara berpikir SBY seperti memilih Cawapres (Boediono) itu akan dilanjutkan dalam membentuk formasi kabinet,” ujar Anas dalam diskusi bertajuk Hitung-hitung jatah di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (16/7).
Seperti salah satu kalimat yang diucapkan SBY pada deklarasi di Sabuga, Bandung, kabinet adalah forum untuk bekerja, bukan berpolitik sendiri-sendiri. ”Boleh dikatakan kabinet yang dikatakan akan lebih tampil sebagai kabinet kerja bukan kabinet politik,” jelas Anas.

Oleh karena itu, dalam menyusun calon, SBY akan menetapkan syarat solid internal. Di antaranya adalah loyalitas dalam tugas, kecakapan dan keterampilan dalam menyampaikan hal-hal teknis di dalam program-program pemerintahan. Anas membayangkan, kabinet kerja yang akan diramu SBY akan mewakili partai dan kecakapan dari para calon anggota kabinet. ”Untuk merangkul itu tak terlalu sulit karena partai-partai mempunyai (kader) kecakapan dan profesional itu,” ujar Anas.
Anas menambahkan, SBY mempunyai wewenang untuk menyusun kabinet dari partai mana pun. Kendati partai koalisi akan lebih diutamakan, bukan berarti kader partai dari luar koalisi tidak bisa diikutsertakan.

”Misalkan kalau dengan Golkar bukan semata-mata tergantung pendirian SBY. Tapi juga terganggu sikap dan pendirian Golkar, jadi minimal dari kedua belah pihak,” jelas Anas.
Anas menegaskan, pemilihan menteri partai di luar partai koalisi bukan untuk menambah atau mengurangi jatah partai koalisi. Namun Anas enggan membocorkan siapa calon menteri terkait sebab menunggu hasil resmi Pilpres dari KPU.

Sementara kasak-kusuk yang beredar, Partai Golkar sudah disediakan dua kursi menteri. ”Dukungan untuk SBY tinggal ketok palu saja. Karena Agustus sudah pasti ada pergantian pucuk pimpinan Golkar. Ical (Aburizal Bakrie) sudah bisa dipastikan jadi ketua umum,” kata sumber di lingkungan Golkar.
Bila Ical menjadi ketua umum Partai Golkar, sudah pasti Partai Beringin itu akan menyokong SBY. Karena itu, Golkar sudah disediakan dua kursi bagi Parpol peraih 14,5 persen suara pada Pemilu legislatif 2009 itu.

Belum diketahui dua kursi menteri apa yang telah disediakan untuk Golkar. ”Yang jelas, dua calon menteri dari Golkar nanti ditunjuk Pak Ical,” jelas dia. Beberapa kader Golkar yang disebut-sebut menjadi calon menteri adalah Agung Laksono, Theo L Sambuaga, dan Muladi. Ketiga tokoh Golkar ini dikenal dari awal sebagai pendukung SBY.

Sementara Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoso mengatakan, selama ini Golkar merasa nyaman bekerja sama dengan SBY ataupun Partai Demokrat selama lima tahun pemerintahan ini. ”Figur SBY nyaman di mata kami.”
Menurutnya, duduk bersama-sama dengan Demokrat untuk mendukung pemerintahan adalah legal dan masuk akal karena tidak ada penghalang untuk itu. ”Karena psikologis Pilpres kemarin, Golkar tidak bisa menawarkan diri dalam kabinet. Tapi, saya bersedia untuk bergabung jika diajak dan itu halal,” ucapnya. Hingga kini Golkar belum memutuskan apakah akan oposisi atau merapat.

Pada bagian lain, PDIP diterpa isu yang beredar melalui SMS bahwa Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP Taufik Kiemas (TK) menginstruksikan agar PDIP merapat ke pemerintahaan SBY. Sekjen DPP PDIP Pramono Anung mengaku sudah mengetahui SMS itu. Namun dia menyatakan, SMS itu ngawur. Dalam SMS itu disebutkan alasan PDIP sebaiknya merapat ke pemerintah karena peran oposisi yang dijalankan PDIP selama lima tahun tidak efektif. - Oleh : dtc/Ant

1 comment:

Guru said...

Saya minta agar kang anas dukung sepenuh hati kebijakan SBY, ojo lali kurupsi dituntaskan.
Soal lain2 menyusul