Friday, July 3, 2009

Luncurkan Buku,Anas Kupas Sisi Lain Sosok SBY

JAKARTA (SI) – Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Politik Anas Urbaningrum meluncurkan dua buku berjudul “Bukan Sekadar Presiden: Daya Gugah SBY sebagai Seorang Pemimpin” dan “Takdir Demokrasi: Politik untuk Kesejahteraan Rakyat” di Jakarta kemarin.

Menurut Anas, buku “Bukan Sekadar Presiden” merupakan pengamatan terhadap SBY dari jarak dekat, buku “Takdir Demokrasi” merupakan kumpulan tulisan di kolom Sudut Pandang yang dimuat harian Jurnal Nasional. Mantan Ketua Umum PB HMI ini mengakui,di satu sisi jarak dekat kadang bisa menjebak seseorang menjadi emosional dalam menilai. Sisi lainnya justrusemakinmemperjelas fokus amatan,sehingga pembaca lebih mudah mengenali bagian-bagian terpenting dari sosok SBY.

“Sudut pandangdanfokusanalisisdaribuku ini adalah ekspresi perasaan positif rakyat yang muncul akibat dampak kebijakan pemerintahan SBY yang berpihak kepada rakyat,”ujar Anas dalam sambutannya. Anas yang sudah menerbitkan sembilan buku ini tetap merendah. Menurut dia, buku yang diterbitkan tersebut bukan buku beneran, tapi “hanya buku-bukuan”. Sebab, katanya, kedua buku tersebut bukan seperti karya ilmiah umumnya yang menyertakan berbagai referensi.

Ada sembilan alasan bagi Anas menilai SBY bukan sekadar presiden, yakni punya daya gugah yang sangat dirasakan rakyat, seorang peace maker,patut menjadi teladan, pribadi yang peduli dengan nasib rakyat, bukan pemimpin yang terima beres,dan pekerja keras membuat program prorakyat. Lainnya, mampu merawat pemerintahan dengan modal politik yang efektif, membawa partainya menang secara demokratis, dan berani membuat terobosan dengan memilih Boediono sebagai pendamping.

Hadir dalam peluncuran buku tersebut Ketua Umum DPP Partai Demokrat Hadi Utomo,mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung, Menkominfo M Nuh, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, Sekjen DPP PAN Zulkifli Hasan,Ketua DPP Partai Demokrat Muhamad Jafar Hafsah,tokoh Angkatan 66 Soegeng Sarjadi, pengamat politik J Kristiadi, Muhammad Qodari, Bima Arya Sugiharto,dan Siti Zuhroh.

Saat memberikan sambutan, Hadi Utomo mengakui kemampuan dan kualitas Anas. Bahkan Hadi mengaku kerap meminta mantan anggota KPU itu menyusun konsep sambutan. Walau dirinya merevisi setiap konsep yang diajukan, namun bahan dasarnya berasal dari pikiran Anas. “Jadi, meski Pak Anas bawahan saya diDemokrat,sebenarnya beliau itu juga atasan saya,” ujar Hadi disambut tepuk tangan hadirin. Terkait isi buku, Hadi sepenuhnya sepakat dengan Anas bahwa SBY bukan sekadar presiden. Menurut dia, SBY punya magnet yang menjadi daya tarik masyarakat.

Akbar Tandjung, yang juga mentor politik Anas, memuji kemampuan juniornya itu. Dia mengakui gaya politik dan kepemimpinan Anas sangat mirip dia. “Sebagai senior yang 25 tahun lebih tua di HMI saya bangga. Anas banyak meniru gaya saya, sehingga bisa menempatkan diri di Partai Demokrat dan menjadi politisi muda yang prospektif,”nilai Akbar.

M Nuh menambahkan, tiga karakter yang menonjol dari sosok Anas adalah cool, calm, confidence. Menurut dia, di tengah persaingan politik yang sangat keras, karakter tripleC tersebut sangat dibutuhkan. (ahmad baidowi)

No comments: